Jumat, 01 Juni 2012

kerajaan islam di aceh

Kerajaan Islam di Aceh

Kerajaan Aceh
Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting karena mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan Malaka.
Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh.
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang). Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah kaum bangsawan, disebut golongan teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di bawah kaum ulama, disebut golongan tengku atau teungku.
Sebagai sebuah kerajaan, Aceh mengalami masa maju dan mundur. Aceh mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607- 1636). Pada masa pemerintahannya, Aceh mencapai zaman keemasan. Aceh bahkan dapat menguasai Johor, Pahang, Kedah, Perak di Semenanjung Melayu dan Indragiri, Pulau Bintan, dan Nias. Di samping itu, Iskandar Muda juga menyusun undang-undang tata pemerintahan yang disebut Adat Mahkota Alam.
Setelah Sultan Iskandar Muda, tidak ada lagi sultan yang mampu mengendalikan Aceh. Aceh mengalami kemunduran di bawah pimpinan Sultan Iskandar Thani (1636- 1641). Dia kemudian digantikan oleh permaisurinya, Putri Sri Alam Permaisuri (1641- 1675). Sejarah mencatat Aceh makin hari makin lemah akibat pertikaian antara golongan teuku dan teungku, serta antara golongan aliran syiah dan sunnah sal jama’ah. Akhirnya, Belanda berhasil menguasai Aceh pada tahun 1904.
Dalam bidang sosial, letaknya yang strategis di titik sentral jalur perdagangan internasional di Selat Malaka menjadikan Aceh makin ramai dikunjungi pedangang Islam.
Terjadilah asimilasi baik di bidang sosial maupun ekonomi. Dalam kehidupan bermasyarakat, terjadi perpaduan antara adat istiadat dan ajaran agama Islam. Pada sekitar abad ke-16 dan 17 terdapat empat orang ahli tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumtrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf dari Singkil.
Keempat ulama ini sangat berpengaruh bukan hanya di Aceh tetapi juga sampai ke Jawa.
Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa kejayaannya. Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.
d. Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang dengan Peninggalannya
Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan yang didirikan oleh Raden Patah ini pada awalnya adalah sebuah wilayah dengan nama Glagah atau Bintoro yang berada di bawah kekuasaan Majapahit. Majapahit mengalami kemunduran pada akhir abad ke-15. Kemunduran ini memberi peluang bagi Demak untuk berkembang menjadi kota besar dan pusat perdagangan. Dengan bantuan para ulama Walisongo, Demak berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa dan wilayah timur Nusantara.
Sebagai kerajaan, Demak diperintah silih berganti oleh raja-raja. Demak didirikan oleh Raden Patah (1500-1518) yang bergelar Sultan Alam Akhbar al Fatah. Raden Patah sebenarnya adalah Pangeran Jimbun, putra raja Majapahit. Pada masa pemerintahannya, Demak berkembang pesat. Daerah kekuasaannya meliputi daerah Demak sendiri, Semarang, Tegal, Jepara dan sekitarnya, dan cukup berpengaruh di Palembang dan Jambi di Sumatera, serta beberapa wilayah di Kalimantan. Karena memiliki bandar-bandar penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik, Raden Patah memperkuat armada lautnya sehingga Demak berkembang menjadi negara maritim yang kuat. Dengan kekuatannya itu, Demak mencoba menyerang Portugis yang pada saat itu menguasai Malaka. Demak membantu Malaka karena kepentingan Demak turut terganggu dengan hadirnya Portugis di Malaka. Namun, serangan itu gagal.
Raden Patah kemudian digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521). Walau ia tidak memerintah lama, tetapi namanya cukup terkenal sebagai panglima perang yang berani.
Ia berusaha membendung pengaruh Portugis jangan sampai meluas ke Jawa. Karena mati muda, Adipati Unus kemudian digantikan oleh adiknya, Sultan Trenggono (1521-1546). Di bawah pemerintahannya, Demak mengalami masa kejayaan. Trenggono berhasil membawa Demak memperluas wilayah kekuasaannya. Pada tahun 1522, pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah menyerang Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Baru pada tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut. Dalam penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.
Sepeninggal Sultan Trenggono, Demak mengalami kemunduran. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang seharusnya menjadi raja dan Sunan Prawoto, putra sulung Sultan Trenggono. Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya Penangsang, anak Pengeran Sekar Sedolepen.
Namun, Arya Penangsang pun kemudian dibunuh oleh Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang menjadi Adipati di Pajang. Joko Tingkir (1549-1587) yang kemudian bergelar Sultan Hadiwijaya memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang.
Kerajaannya kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Pajang.
Sultan Hadiwijaya kemudian membalas jasa para pembantunya yang telah berjasa dalam pertempuran melawan Arya Penangsang. Mereka adalah Ki Ageng Pemanahan menerima hadiah berupa tanah di daerah Mataram (Alas Mentaok), Ki Penjawi dihadiahi wilayah di daerah Pati, dan keduanya sekaligus diangkat sebagai bupati di daerahnya masing-masing. Bupati Surabaya yang banyak berjasa menundukkan daerah-daerah di Jawa Timur diangkat sebagai wakil raja dengan daerah kekuasaan Sedayu, Gresik, Surabaya, dan Panarukan.
Ketika Sultan Hadiwijaya meninggal, beliau digantikan oleh putranya Sultan Benowo. Pada masa pemerintahannya, Arya Pangiri, anak dari Sultan Prawoto melakukan pemberontakan. Namun, pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh Pangeran Benowo dengan bantuan Sutawijaya, anak angkat Sultan Hadiwijaya. Tahta Kerajaan Pajang kemudian diserahkan Pangeran Benowo kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pusat Kerajaan Pajang ke Mataram.
Di bidang keagamaan, Raden Patah dan dibantu para wali, Demak tampil sebagai pusat penyebaran Islam. Raden Patah kemudian membangun sebuah masjid yang megah, yaitu Masjid Demak.
Dalam bidang perekonomian, Demak merupakan pelabuhan transito (penghubung) yang penting. Sebagai pusat perdagangan Demak memiliki pelabuhan-pelabuhan penting, seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik. Bandar-bandar tersebut menjadi penghubung daerah penghasil rempah-rempah dan pembelinya. Demak juga memiliki penghasilan besar dari hasil pertaniannya yang cukup besar. Akibatnya, perekonomian Demak berkembang degan pesat.

Kamis, 09 Februari 2012

karyu

TOKO MUTIARA
Jl. Raya Ciloa No.8
KUNINGAN
KARTU PERSEDIAAN BARANG
Nama Barang : Lulur “Shinzui” Harga Satuan : Rp. 15.000,-
TANGGAL
KETERANGAN
AWAL
MUTASI
SISA
PARAF
Masuk
Keluar
03
12
Pembelian
20 Pcs
20 Pcs
-
20 Pcs
Kuningan, 3 Desember 2011
Bagian Gudang
Dian Firmansyah

TOKO MUTIARA
Jl. Raya Ciloa No.8
KUNINGAN
KARTU PERSEDIAAN BARANG
Nama Barang : Shampo “Pantene” Harga Satuan : Rp. 8500,-
TANGGAL
KETERANGAN
AWAL
MUTASI
SISA
PARAF
Masuk
Keluar
06
12
Pembelian
35 Botol
35 Botol
-
35 Botol
Kuningan, 6 Desember 2011
Bagian Gudang
Eko Purasanto

nota konytan


TOKO MUTIARA
Jl. Raya Ciloa No.8
KUNINGAN
NOTA KONTAN
Kuningan, 13 Desember 2011
Nyonya : Ika
Alamat : Jl. Kramatmulya
No. Nota
Banyaknya
Nama Barang
Harga (Rp)
Jumlah
15 Pcs
Lulur “Purbasari”
11000,-
165.000
20 Pcs
Sabun Mandi “Lux”
2200,-
44.000
25 Pcs
Facial Foam “Ponds”
11330,-
283.250
15 Pcs
Pasta Gigi “Close Up”
4730,-
70.950
10 Pcs
Deodorant “She”
7700,-
77.000
Jumlah
640.200
Tanda Terima Hormat Kami
Karyawan
Ika Pepey
TOKO MUTIARA
Jl. Raya Ciloa No.8
KUNINGAN
NOTA KONTAN
Kuningan, 14 Desember 2011
Nyonya : Milda
Alamat : Jl. Cilaja No.15
No. Nota
Banyaknya
Nama Barang
Harga (Rp)
Jumlah
20 Botol
Shampo “Pantene”
9350,-
187.000
8 Botol
Conditioner “Sunsilk”
9350,-
74.800
10 Botol
Minyak Wangi “Pucelle”
11000,-
110.000
10 Pcs
Lulur “Citra”
11330,-
113.300
25 Pcs
Sikat Gigi “Pepsodent”
2530,-
63.250
Jumlah
548.350
Tanda Terima Hormat Kami
Karyawan
Milda Nura

lpran hsl pnjualan


TOKO MUTIARA
Jl. Raya Ciloa No.8
KUNINGAN
LAPORAN HASIL PENJUALAN
Per Desember 2011









No.
Nama Barang
Banyaknya
Harga Jual
Jumlah
Tersedia
Terjual
Sisa
1
Lulur Shinzui
20
5 Pcs
15 Pcs
16.500
82.500
2
Lulur citra
25
10 Pcs
15 Pcs
11.330
113.300
3
Lulur purbasari
15
15 Pcs
-
11.000
165.000
4
Sabun Mandi Shinzui
15
5 Pcs
10 Pcs
3.300
16.500
5
Sabun Mandi Lux
25
20 Pcs
5 Pcs
2.200
44.000
6
Sabun Mandi Citra
20
10 Pcs
10 Pcs
1.650
16.500
7
Shampo Dove
20
4 Botol
16 Botol
9.680
38.720
8
Shampo Pantene
35
20 Botol
15 Botol
9.350
187.000
9
Shampo Zink
25
10 Botol
15 Botol
4.400
44.000
10
Conditioner Dove
10
5 Botol
5 Botol
9.680
48.400
11
Conditioner Sunsilk
20
8 Botol
12 Botol
9.350
74.800
12
Conditioner Pantene
15
8 Botol
7 Botol
8.800
70.400
13
Facial Foam Clean and Clear
20
5 Pcs
15 Pcs
13.200
66.000
14
Facial Foam Ponds
50
25 Pcs
25 Pcs
11.330
283.250
15
Facial Foam Biore
25
3 Pcs
22 Pcs
9.350
28.050
16
Pasta Gigi Close Up
30
15 Pcs
15 Pcs
4.730
70.950
17
Pasta Gigi Pepsodent
75
4 Pcs
71 Pcs
2.970
11.880
18
Pasta Gigi Ciptadent
40
-
40 Pcs
2.200
-
19
Sikat Gigi Oral-B
40
2 Pcs
38 Pcs
5.500
11.000
20
Sikat Gigi Pepsodent
60
25 Pcs
35 Pcs
2.530
63.250
21
Sikat Gigi Ciptadent
35
-
35 Pcs
2.200
-
22
Deodorant Axe
15
3 Pcs
12 Pcs
27.500
82.500
23
Deodorant Rexona
35
-
35 Pcs
12.100
-
24
Deodorant She
20
10 Pcs
10 Pcs
7.700
77.000
25
Hand & Body Nivea
35
6 Pcs
29 Pcs
13.200
79.200
26
Hand & Body Citra
70
-
70 Pcs
10.780
-
27
Hand & Body Marina
40
5 Pcs
35 Pcs
4.950
24.750
28
Minyak Wangi Vitalize
40
-
40 Pcs
16.500
-
29
Minyak Wangi Pucelle
70
10 Botol
60 Botol
11.000
110.000
30
Minyak Wangi Fress
45
7 Botol
38 Botol
6.600
46.200
1.855.150